TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia akan menyurati klub-klub yang dinilai membangkang untuk kembali berkompetisi dalam liga di bawah PSSI. Tindakan itu, menurut Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein, diambil setelah PSSI menerima surat resmi dari federasi sepak bola internasional (FIFA) terkait dualisme kompetisi nasional.
"Besok kami akan kirim langsung surat bersama seorang utusan dari PSSI. Kalau klub ada pertanyaan terhadap isi surat, mereka bisa bertanya dengan utusan kami itu," kata Djohar di kantor PSSI, Jumat, 23 Desember 2011.
Dalam surat yang akan dikirim itu, kata Djohar, klub pembangkang diberi waktu dua minggu untuk kembali ke PSSI terhitung sejak menerima surat. Namun, saat ditanya sanksi yang akan dijatuhkan kepada klub jika tidak mengikuti permintaan PSSI dalam waktu dua minggu, Djohar enggan merinci.
"Nanti akan dibicarakan (sanksi). Tapi yang jelas, jika mereka kembali, kami akan menghormati itu. Akan ada pertimbangan khusus, apakah sanksi yang sudah diberikan kepada mereka akan dicabut atau seperti apa," Djohar menambahkan.
Terkait format kompetisi jika klub pembangkang kembali ke Indonesia Premier League (IPL), Djohar juga belum bisa memastikan. PSSI, menurutnya, akan membicarakan hal itu setelah melihat respons dari klub-klub yang disurati. "Bagaimana model kompetisi IPL jika ada klub yang kembali, nanti saja dibicarakan," ujar Djohar.
Selain menyurati klub, tambah Djohar, PSSI juga akan menyurati beberapa federasi sepak bola negara yang pemainnya bermain di Indonesia. Hal itu, menurut Djohar, dilakukan untuk memberi tahu federasi negara lain bahwa pemainnya tidak akan bisa dipakai di tim nasional jika tetap memutuskan bermain di Liga Super.
"Beberapa federasi negara asing sudah mempertanyakan status Liga Super kepada kami. Hasil diskusi kami di Tokyo kemarin dengan FIFA, pemain yang memperkuat Liga Super memang tidak akan bisa memperkuat timnas. Kami sudah sampaikan itu kepada mereka," kata Djohar.
Sebelumnya, pada 22 Desember lalu, FIFA dan AFC telah menyurati PSSI terkait situasi kompetisi Indonesia. Dalam surat itu, federasi sepak bola Asia dan internasional hanya mengakui Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai penyelenggara resmi kompetisi Indonesia.
"Tanggapan klub akan kami sampaikan ke AFC dan FIFA. Kemudian, seperti apa tanggapan mereka, kami akan menunggu. Tapi kami berharap kasus yang terjadi di Indonesia tidak dibahas dalam rapat Komite Asosiasi FIFA pada 20 Maret 2012 dan Indonesia tidak disanksi," kata Djohar.
No comments:
Post a Comment